#Puisiku12 Rembulan Malam Tadi

rembulan itu meredup

hampir menemui padam

ia meneteskan leleh dari pancaran sinarnya

menyembunyikan riuh bersama angin


rembulan itu tak cukup tahu

buminya berkawan baik dengan samudera

juga gunung dan bukit

serta pepohonan rindang

mereka memperindah senyum

yang tergaris di khatulistiwa

tak cuma dengannya, bumi pun tertawa

bersama segala yang tumbuh di atasnya


rembulan itu menggenggam sesak

sebab ia lebih berjarak

padahal ia pun sudah mengerti

senyum bumi, hanya terlukis

untuk rembulan, dalam nyata dan sepi


tetapi, wahai

rembulan itu masih belum mengerti

tentang sesak yang ia yakini

hanyalah rasa yang fana dan segera mati

ia terlelap pulas menyelami mimpi

menemui bumi yang tampak amat pedih

berjalan tanpa mata dan kaki


Purwokerto, 30 Januari 2022

Komentar

Postingan Populer