Di Pemakaman Kita


DI BALIK TEMARAMNYA DOA 

 

di atas sajadah itu 

kutulis selarik namamu 

agar tak lupa kubaca 

dari balik temaramnya doa 

yang kurapal dengan khidmat 

dalam kasih yang melekat 

 

di bawah aliran nadiku 

kusematkan senyummu 

pada dialog-dialog kecilku 

dengan tuan pemilik waktu  

yang kubisikkan melalui wudu 

dalam sujud yang tawadhu 

 

di ujung hembus napasku 

kutitipkan sehelai rindu 

pada angin malam yang membisu 

menghantarkannya padamu 

yang sibuk merapikan masa lalu 

dalam sesal yang tak tentu 

 

Purwokerto, 6 Mei 2025 

 



DI PEMAKAMAN KITA 

 

di pemakaman kita, 

kuceritakan pada gagak-gagak hitam 

yang mengitari nisan kita 

tentang doa-doa 

yang kusembunyikan di balik senyummu 

 

di pemakaman kita 

kusampaikan pada rumput-rumput basah 

yang menutupi tempat tidur kita 

tentang puisi-puisi  

yang kutanggalkan dalam bening matamu 

 

di pemakaman kita, 

kutitipkan pada kelopak-kelopak kamboja 

yang menghiasi rumah abadi kita 

tentang patah-patah 

yang kumaafkan dalam lapang yang tak bersuara 

 

di pemakaman kita, 

kuketuk pintumu 

melalui rindu yang menembus waktu 

 

 

Purwokerto, 6 Mei 2025 

 

 



TAMU 

 

Sepoi-sepoi rindumu 

Menghampiriku dengan santun 

Menyapaku dengan anggun 

Menyibak tirai yang telah lama membujur 

 

Lambaian tanganmu 

Memanggilku dari kejauhan 

Menatapku dengan nanar 

Mengajakku pergi tanpa pijakan 

 

Aku masih ingin di sini  

Maka, kalau kau kembali 

Ketuk pintuku dengan hati-hati 

Atau tidak perlu sama sekali 

 

 

Purwokerto, 12 Mei 2025 

 



AKU TIDAK ADA DI RUMAHKU 

 

Kau mendatangi rumahku lewat pintu depan yang terkunci 

Kau mendapati ketukan-ketukanmu tak kunjung mendapat jawaban 

Kau tanyakan pada tetangga-tetangga sekitar 

“adakah orang di dalam?” 

Mereka bungkam 

 

Kau memutar diri menyentuh gagang pintu samping 

Kau kembali mendapati ketukan-ketukanmu tak kunjung mendapat jawaban 

Kau tanyakan pada kucing-kucing yang tidur di bawah jendela 

“adakah orang di dalam?” 

Mereka bergeming 

 

Angin lalu membukanya pelan lewat pintu belakang, 

Mempersilakanmu masuk, duduk terpekuk 

 

Di lantai dingin itu kau dapati rumahku tak berisi 

Tak ada kursi, tak ada televisi 

Tak ada meja, tak ada dipan 

Dinding-dinding bekas dicat ulang 

Atap-atap bertambal 

Dapur tanpa tungku 

Pendingin yang tak lagi dingin 

 

Kusuguhkan di depanmu bertumpuk-tumpuk 

Buku-buku usang dan berdebu 

Dan mungkin menyimpan banyak sarang laba-laba 

Juga kelabang hitam 

 

Kau buka satu per satu 

Kau baca kata demi kata 

Semalam suntuk kau tak juga temukanku di sana 

Kau kembali dalam dingin 

Dan sepi 

 

 

Purwokerto, 12 Mei 2025 

 

 


OBROLAN KUCING-KUCING RUMAH 

 

hari ini aku belum diberi sepotong ikan tongkol oleh 

penghuni kamar depan. ke mana perginya ia 

katanya akhir bulan ini mau pulang. 

dasar pembohong besar!  

 

hari ini aku juga belum diberi segenggam cemilan oleh 

penghuni kamar samping. Kabarnya ia sudah 

berpindah rumah entah di mana.  

tapi, kok, tidak mengajakku serta? 

katanya cinta? 

 

hari ini aku pun tak kunjung dibelai oleh 

penghuni kamar belakang. ia ada di sana 

tak pernah beranjak sejengkal pun. 

tapi, ia masih bergeming 

menunggu anak-anaknya 

mengetuk pintu samping. 

 

 

Purwokerto, 12 Mei 2025 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer