Sambutan

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Setelah bertahun-tahunbhanya memandangnya dari jauh, menghirup kenyamanannya dari radius ribuan km, mengharap dari selubung doa yang menyelimuti sujud, kini Allah menempatkan aku di atas tempat ini dengan segala skenario dibaliknya. Allah memang tahu kapan waktu yang tepat untuk hamba-Nya mampu menerima sesuatu. Kalaupun tidak, Allah pasti mengantarkan hamba-Nya ke hal lain yang lebih baik. Aku percaya kata-kata bahwa rencana Allah adalah rencana yang terbaik. Mungkin sulit menerima kenyataan yang menyakitkan, melelahkan, dan yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi coba deh, percayakan lagi hati kita, yakinkan lagi hati kita, bahwa semua kenyataan yang mungkin menyakitkan dan melelahkan itu secara tidak kita sadari justru mengantarkan kita pada zona yang luar biasa. Coba pikirkan, pasti selalu ada maksud dibalik keputusan-keputusan Allah untuk kita.

Dari dulu aku selalu menginginkan berada di tempat ini, tempat yang sedang aku injak ini, tempat yang in Syaa Allah akan menjadi saksi, merekam segala aktivitasku, mulai dari mengerjakan gambar berlembar-lembar A2 dan A3 hingga tengah malam, tempat untuk aku membaringkan diri ketika lelah, tempat aku berkeluh dalam diam dan sepi *alay mode on*, tempat aku memutar memori tentang Ibu dan keluargaku, lalu menangis dan tertawa dalam satu waktu, dan terakhir, tempat aku bertemu dengan orang-orang luarbiasa baiknya. Masyaa Allah.

Pernahkah kalian merasakan bahagia yang amat sangat? kapan? karena apa? atau karena siapa?

Kalau saat ini, aku selalu merasa bahagia, ketika pertama kali aku membuka pintu dan mengucap salam di tempat ini, mereka semua menyambutku dengan gembira, memeluk jiwa lemahku layaknya keluargaku, dan memompa semangatku tiap kali mengempis.

Mereka juga yang mengajarkan aku mandiri. Hidup di perantauan memang begitu keras. Keras pergaulannya apabila tidak di batasi. Keras bahasanya apabila tidak disaring. Keras biayanya apabila tidak hemat.

Mereka adalah mereka. Keluarga baruku di Bandung. Aku dipanggil teteh, meski usiaku lebih muda dari mereka. Siapapun dipanggil teteh, mba, atau ibu di sini, tidak peduli umur. Ah senangnya...

Terlebih lagi, aku seperti punya ibu lagi di sini. Karena istri dari Pak Ustadz sangat baik kepada kami semua. Kami diperlakukan seperti anaknya sendiri.

Semuanya membuatku betah. Kalau bertanya sulitkah untuk beradaptasi? Jawabannya tidak. Karena apapun kegiatannya, apabila selalu melibatkan Allah, selalu berserah pada Allah, selalu percaya kepada Allah, maka semua akan terasa mudah meski sebenarnya sulit.

Jadi, mulai detik ini, yuk, belajar melibatkan Allah, mengingat Allah disegala keadaan, In Syaa Allah semuanya mudah. Kita belajar bareng. Lillahi ta'ala.

Barakallaahu.. Teh Dilla, Teh Unin, Teh Ulil, Teh Her, Teh Caca, Teh Ate, Teh Sail, Teh Manda, Teh Maya, Teh Siti, Teh Dini, dan Teh Dara. Semoga kebaikan kalian mendapat balasan dari Allah.

Komentar

Postingan Populer