#Puisiku07 kita takkan pernah tahu
deru mobil terdengar di luar rumah
aku memejamkan mata segera
lamat-lamat cicak berdecak
kucing-kucing bergeming
langkah kaki mendekat ragu
berdirilah ia di depan pintu
khayal menjadi kesukaan manusia sepertiku
bahwa ia datang dengan segenggam rindu
satu dua menit menghilang
tetes kata membasahi mata
berjejer rapi dalam larik aksara
jerit menjelma kepingan suara
merambat pelan menusuk lorong hampa
ia bungkam dengan senyum
tak mengerti aku, atau tak mendengar aku
ia diam dengan tenang
tak mencari waktu, atau tak memiliki waktu
kataku,
ia rindu
ternyata cuma aku
kataku,
ia tak ragu
ternyata cuma mauku
kataku,
ia selalu
ternyata juga berlalu
malam itu,
aku menggemuruh
kalah dalam bertaruh
rasa takut itu masih berseru
seperti takdir, kita yang tulis
tapi untuk berpadu, kita takkan pernah tahu
Komentar
Posting Komentar