#Puisiku06 jangan pernah ada janji
aku, diciptakan dengan keadaan hati yang mudah tersentuh
ia amat luas,
menghampar di dalam ketenangan
menjulur memeluk kecemasan
ia bersedia menerima kedatangan dari manapun
tentangmu,
ceritamu,
deritamu,
dan bahagiamu,
meski bukan karenaku.
ia mampu meluaskan diri untuk menyambutmu pulang
menggelar tikar dan menyeduh teh hangat
ia menyimpan segala yang seharusnya dibuang
sebagai pengingat: yang datang terkadang tak menetap
dan yang tak menetap tak selalu meninggalkan sesak
ada yang meninggalkan bungkus roti
atau botol air mineral
ia simpan untuk pengingat
untuk akhirnya memaafkan
aku, dan ia, akan menikmati
seberapapun jengkal jarak yang kamu sediakan
menyambut setiap tetes air yang menetes dari ujung topimu ketika kembali pulang
melepas dengan tenang pamitmu yang kerap kali membuatku ingin turut berlari
jika akhirnya aku, kamu, dan ia, terjebak di lembah ketidakpastian,
percayalah, di dunia ini tak pernah ada kepastian,
kecuali hidup dan mati
jadi, di sini, jangan pernah ada janji
Komentar
Posting Komentar