Covid-19 Meningkat, Bagaimana Kondisi Sosial dan Teknologi Secara Global?

Covid-19 (Coronavirus Disease-19) telah ditetapkan sebagai pandemik sejak tanggal 11 Maret 2020. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pandemik memiliki arti wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografis yang luas. Ketetapan itu dapat dilihat dari penyebaran virus yang begitu cepat dan hingga saat ini telah menjangkit hampir seluruh negara di dunia. Bahkan, WHO baru-baru ini menyatakan seluruh negara telah terjangkit sedikitnya 1 orang dalam satu negara, meskipun masih ada beberapa negara yang belum mengonfirmasi adanya kasus.

Fakta Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai pandemik, tentu menjadi masalah besar bagi seluruh dunia. Virus ini awal mulanya melumpuhkan kota Wuhan yang menjadi pusat penyebaran virus. Idealnya, semua pasien yang dikonfirmasikan positif Covid-19 harus dirawat di rumah sakit. Namun, karena jumlah fasilitas yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, WHO menghimbau pada kasus yang tidak memiliki banyak komplikasi atau penyakit bawaan, bisa ditangani dengan langkah self-carantine atau mengisolasi diri sendiri dan membatasi interaksi dengan orang lain dalam waktu yang ditentukan. 

Saat ini, Indonesia sedang mengahadapi serangan Covid-19 dan telah menjangkit korban sebanyak 4241 orang per 12 April 2020. Sejak diumumkannya kasus pertama dan kedua Covid-19 yang terjadi di Indonesia, pemerintah menghimbau seluruh masyarakat untuk WFH (Work From Home). BNPB juga telah menetapkan darurat Covid-19 di Indonesia hingga 29 Mei 2020. Kemudian, seiring meningkatnya penyebaran di Indonesia, pemerintah juga mulai memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada daerah-daerah zona merah seperti Jakarta. Di bawah komando Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, PSBB ini bersifat lebih mengikat jika dibandingkan dengan social distancing. Apabila ada yang melanggar, maka ada sanksi yang berlaku. Semua warga yang keluar rumah wajib menggunakan masker, jam operasional transportasi publik dibatasi, serta kapasitas kendaraan (umum dan pribadi) maksimal 50% dari daya angkut. Dalam hal ini, Polisi Pamong Praja menjadi penegak hukum. Kebijakan-kebijakan pemerintah dilakukan untuk lebih menekankan masyarakat dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Tetapi tentu saja, beberapa dampak negatif dan positif turut hadir menyertai kebijakan-kebijakan pemerintah dalam 
mengatasi pandemik ini. 

Dampak negatif dari pembatasan sosial yang diberlakuakan oleh pemerintah yakni terjadinya kerentanan sosial yang membuat masyarakat memungkinkan untuk melakukan tiga tindakan yang saling berhubungan, yakni tindakan apatis, irrasional, dan kriminal. Sejak WFH diberlakukan, masalah baru justru timbul salah satunya ketika seluruh pembelajaran dilakukan secara daring. Beberapa kasus siswa di daerah justru berkumpul mulai dari bermain game di warnet, hingga balapan liar. Fakta lain, ketika diberlakukan pelarangan mudik dan berkumpul di tempat-tempat umum, masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman sebelum akhirnya akses kereta api di berhentikan. Terbukti, tindakan pulang kampung ini meningkatkan jumlah kasus Covid-19 dan sebaran wilayahnya. Ini menunjukkan masyarakat bertindak apatis dan tidak memperhatikan himbauan pemberintah. Pada tindakan irrasional, dapat dilihat dari kepercayaan masyarakat terhadap obat-obatan dan metode yang diyakini bisa mencegah penularan Covid-19 meskipun belum ada bukti secara ilmiahnya. Tindakan sosial masyarakat ini merupakan tindakan irrasional, yang tidak lepas dari cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom) yang berlaku di masyarakat. Tindakan irrasional lain contohnya seperti panic buyying. Tindakan ini yang menjadi masalah pertama kali yang muncul sejak merebaknya Covid-19 di dunia, yakni membeli hingga menimbun sebanyak-banyaknya sembako, masker, dan hand sanitizer secara ilegal. Selanjutnya, kerentanan sosial ini berkembang kepada tindakan kriminal. Banyak kasus pencurian dan perampokan akibat semakin banyak orang kehilangan pekerjaannya. Memang benar, bahwa mereka yang kehilangan pekerjaan bisa mencari pekerjaan lain yang dapat dilakukan dari rumah. Tetapi faktanya, mereka yang tidak dapat pekerjaan lain sebagian juga menggunakan segala cara untuk bisa mempertahankan hidup di tengah pandemik ini.

Meski demikian, peristiwa pandemik ini juga turut serta memberikan dampak positif pula di beberapa bidang kehidupan. Manusia menjadi lebih taat beribadah kendati seluruh tempat ibadah ditutup sementara. Berbagai kajian, kegiatan kerohanian, dilakukan secara online. Dalam hal kesehatan, masyarakat pun menjadi lebih hati-hati. Dr. Samuel Paul Veissiere Ph.D. berpendapat bahwa dengan mengingat hidup manusia saling terhubung, manusia diingatkan juga tentang betapa berharganya manusia satu sama lain. Di sisi lain, Covid-19 menunjukkan pengaruh positif terhadap polusi udara secara global. Menurut dokumentasi NASA, emisi karbon dari China ke Italia mencapai titik terendah baru setiap hari karena berkurangnya perjalanan udara.

Dalam perjalanan Covid-19 ini, ada peran serta teknologi yang begitu besar. Berawal dari Kota Wuhan, virus ini pesat menyebar ke negara-negara lain. Orang-orang yang terjangkit berpindah-pindah tempat dengan menggunakan teknologi transportasi yang ada seperti bus, kereta, pesawat, dan kapal laut. Virus itu kemudian menempel di berbagai benda, yang kemudian tersentuh oleh orang lain. Dalam hal persebaran informasi, teknologi juga sangat mendukung. Tidak bisa dibayangkan tanpa adanya teknologi informasi, orang-orang di luar Wuhan tidak mungkin bisa mengetahui perkembangan wabah ini dengan cepat. Hal itu juga akan mempengaruhi bagaimana penanganan dan pencegahan virus tesebut di berbagai negara. Selain itu, adanya teknologi menjadi pengaruh yang baik bagi masyarakat. Karena hampir seluruh kegiatan dialihkan ke daring, masyarakat ‘dipaksa’ untuk memanfaatkan gadget sebaik-baiknya. Banyak aplikasi-aplikasi baru yang bermunculan untuk menunjang kegiatan online manusia. Penggunaan internet di dunia maupun Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kesadaran masyarakat pun meningkat akan pentingnya teknologi di era industri kreatif 4.0. 

Akan tetapi, adanya pembatasan sosial juga nyatanya memberikan dampak negatif pula di bidang teknologi. Persebaran informasi yang begitu pesat memaksa masyarakat untuk selektif. Pasalnya, berita hoax seringkali menyerang masyarakat awam. Tidak sedikit yang termakan berita-berita hoax yang dimanfaatkan oleh media demi kepentingan peningkatan rating. Selain itu, F8, konferensi tahunan Facebook yang mempertemukan komunitas teknologi seluruh dunia, batal karena ketakutan massal akan penyebaran Covid-19. Perusahaan besar Apple pun turut terkena dampaknya. Perusahaan pemasok bahan baku yang ada di China ditutup. Toko-toko resmi dan mitra Apple yang tersebar di berbagai negara pun tutup untuk mengurangi persebaran Covid-19. Capaian gemilang Apple tahun ini diprediksi terancam buyar. Dari sekian banyaknya dampak positif dan negatif yang timbul karena pandemik Covid-19 ini, manusia harus bahu-membahu untuk melawannya. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat akan menetukan berhasil tidaknya penanganan wabah ini. Di Indonesia, hal utama dan mendasar yang masih sulit untuk dicapai ialah social distancing di seluruh penjuru negeri. Oleh karena itu, bagi masyarakat diharapkan berjuang semaksimal mungkin seperti yang telah diarahkan oleh WHO, mulai dari hal kecil : stay at home, work from home, dan self-carantine. 

Daftar Pustaka :

Dwi. 2020. Bagaimana Mengantisipasi Dampak Psikologis Covid-19?. Jurnal Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

International Journal of Infection. COVID-19: The New Threat. [Diakses pada 13 Maret 
2020]; tersedia pada intjinfection.com

Jaja Suteja. 2020. Dampak Virus Corona di Sektor Digital. [Diunduh pada 13 Maret 
2020]; tersedia pada Beritasatu.com

Setyaka, Vitrus. 2020. Ekonomi-Politik-Budaya Melampaui Covid-19: Memahami Dunia dan Merawat Indonesia. [Diunduh pada 13 Maret 2020]; tersedia pada Jurnal 
harianhaluan.com

World Health Organization. Situation Report-82 Coronavirus Disease 2019. [Diunduh 
pada 13 Maret 2020]; tersedia pada www.who.int

Zaenuddin, Ahmad. 2020. 2020 Tahun Ambyar Bagi Dunia Teknologi karena Covid-19?. [Diunduh pada 13 Maret 2020]; tersedia pada trto.id-zae/win




Komentar

Postingan Populer