Larut

Izinkan aku bertatapan sejenak dengan khayalan.  Andaikan hidup serapi alur cerita di dalam novel fantasi, mungkin dengan mudah aku bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang telah lama hilang dari peredaran mataku. Ya, dengan cara apapun. Entah dengan mengubah dan memutar alur berkali-kali sampai lelah sendiri,  atau seenaknya membuat alur baru di antara alu-alur yang rumit.

Efek terbesar dari sapaan waktu yang seolah menyeringai dan mengatakan "rasakan itu, manusia lemah!",  adalah penyesalan yang tidak berujung. Mungkin puluhan kali penyesalan banyak menghampiriku. Tentu saja, tidak terselesaikan sama sekali, hingga sekarang. Namun aku bukan tipe orang yang banyak memikirkan dan merenungi penyesalan. Sederhana saja, dengan memaksakan diri untuk tetap berjalan sebagaimana mestinya, yang 'menurutku' baik bagi diriku, maka cukup buatku lupa akan puluhan penyesalan itu.  Andai saja..  Andai saja alur hidup bisa dirapikan sesuai mauku. Mungkin juga, dengan mudah aku bisa lupa segalanya.  
Tapi realita harus diterima bukan?

Ah, sebenarnya aku ingin bercerita. Tetapi tidak. Aku takut kalian bosan dengan cerita lamaku yang terkesan itu-itu saja. Aku menyadari, semua tulisanku menggambarkan kehidupan ku yang terlihat sangat menyedihkan dan aku seolah-olah sedang berusaha kuat. Padahal bisa jadi, semuanya cuma topeng. Bisa jadi sisi dari diriku memang hanya ingin dikasihani, ingin diperhatikan, dan ingin terlihat sok kuat. Bisa jadi. Aku pun tidak tahu. Maka, ketika kalian baca tulisan - tulisanku, siapkan satu wadah dan satu penyaring ya! 
 
Kali ini,aku tidak ingin bercerita. Aku hanya tidak mengerti lagi harus berbuat apa. Kalian, bisakah bantu aku menghilang dari bumi? Ah, terlalu lebay. Bahkan Binta, tokoh utama di novel karya Mbak Paus pun akhirnya tidak jadi menghilang dari bumi karena telah menemukan langit barunya.  Lalu aku akan menemukan apa? Dan, akan kehilangan apa lagi? 


Semacam gelas kosong yang terus-terusan diisi air, maka air itu akan tumpah. Kalau aku adalah gelas itu, maka aku butuh wadah yang lebih besar untuk menampung ku, dan menampung air yang tumpah ruah itu. Iya, begitu. Adakah? Bisakah aku beli? Atau, dimana aku bisa menemukannya? 

Komentar

  1. Hmm seperti ini, jika kau merasakan hal itu, janganlah kau merasa sendirian. Karena sesungguhnya banyakk sekali orang yang sepertimu. Tapi lihatlah, sampai detik inipun kau masih diberi kehidupan, masih diberi penglihatan, masih diberi tenanga yang kuat, makan yang cukup, orang orang yang mengasihi dan mendukungmu. Bersyukurlah atas apa yang kau punya, kelak.. seseorang diatas sana akan tersenyum bangga melihat putrinya yang luar biasa ini ��

    BalasHapus
  2. Teeimakasih atas air sejuk yang kamu siramkan, tanaman yang hampir kering ini mulai mendapat nutrisi kembali. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer