Hari Raya

Gema takbir telah terdengar, masih identik dengan bedug, rebana, tape recorder, obor, dan deru sepeda motor yang tengah beradu suara knalpot.

Setahun silam, di malam takbir seperti sekarang ini, biasanya ada yang tengah mempersiapkan ketupat dan opor. Ada yang rela menghabiskan waktunya di depan tungku api, disaat manusia lain tengah merayakan malam penuh kemenangan ini. Disaat yang lain berkeliling ria ke seluruh penjuru desa, membawa obor, membawa kembang api, dan mercon, ada yang lebih memilih di rumah, mempersiapkan hidangan terbaik hari raya untuk keluarga besarnya. Ibu. Beliau lah yang biasanya bertakbir dibalik kepulan asap tungku api.

Tahun ini, tidak ada ketupat, tidak ada opor, dan tidak ada kegiatan malam di dapur sama sekali.
Hehe, jujur saja, karena bocah ingusan ini memang tak bisa membuat ketupat, tak bisa pula memasak opor. Lebih tepatnya, tidak mau belajar. Payah memang.

Tak apa.
Hari raya tak melulu tentang ketupat dan opor. Asalkan kenangan tentang citra dan rasanya masih terbalut rapi, itu sudah cukup. Bagiku.

Apapun yang telah berubah, hanya perlu disyukuri, dan diterima. Itu akan terasa lebih mudah bukan?



Selamat hari raya idul Fitri!
Jangan lupa, tersenyumlah, cium tangan kedua orang tua kita, peluk erat mereka, minta maaflah dengan tulus. Tunjukkan senyum terbaik, di hari yang baik. :)


Banyumas, 4 Juni 2019
Taqabalallahu minna wa minkum
Taqabbal Yaa Kariim
Minal Aidin wal Faidzin
Sucisan🐧

Komentar

Postingan Populer